Selasa, 22 Februari 2011

Muallaf

Hari ini merupakan salah satu hari terpenting dalam hidupku, sahabat terbaik ku Alpa paltini akhirnya dibukakan pintu hidayah dari Allah SWT. Akhirnya cian menjadi mu’alaf.

Beberapa bulan sebelumnya, waktu aku masih di pekanbaru.. cian pun sudah menunjukkan tanda2 tertarik untuk belajar agama Islam. Waktu kuliah pun cian sangat loyal terhadap teman teman angkatan ku yang mayoritas muslim. Waktu ada acara buka bersama di bulan puasa, bahkan cian yang jadi coordinator nya.. sungguh aku kagum akan “toleransi” dan “partisipasi” yang ditunjukkan nya terhadap lingkungan nya (pada saat itu cian menjadi minoritas)

Aku dan mayoritas temanku pernah “mendaulat” cia sebagai sosok yang “almost perfect”, kebaikan nya, ketulusan nya dan loyalitas nya yang mungkin tak tertandingi. Yah, sebagai muslim aku rasa wajar ada terucap kata “coba aja cian itu muslim”… namun aku yakinkan, dari kami yang mayoritas, tidak pernah ada paksaan untuk menjadi mu’alaf.. kami hormati cian sebagai manusia yang punya hak asasi untuk meyakini keyakinan yang dianutnya..

Selang beberapa waktu, setelah kami wisuda, terpisah dan bekerja, aku bertemu cian kembali di pekanbaru. Dia menjadi sosok yang sangat loyal, ya.. cian selalu ada di saat aku butuh, cian selalu menemani sebagai teman terbaik ku.. walau kami masih berbeda, tapi perbedaan itu sedikitpun tak pernah menghalangi. Dinding itu ada tapi tak pernah kami sentuh. Cukuplah kami merasa nyaman berinteraksi di daerah teritori masing masing tanpa adanya intervensi. Namun jika Allah berkehendak akan memanggil hambaNya. Dia akan membuka pintu yang sebelumnya tertutup itu. Pintu hidayah

Aku sudah bekerja di medan, cianpada saat itu belum memeluk islam. Tapi beberapa waktu setelah itu, cian mengabari ku, kalau dia tengah dekat dengan seorang muslimah dan cian pun sedang mempelajari islam dengan lebih serius. Disatu sisi aku sangat berbahagia. Sahabatku menemukan belahan jiwanya, sahabatku mau belajar islam. Namun disisi lain, aku khawatir . Khawatir cian akan mencampuradukkan hati dengan keyakinan nya. Walau aku muslim, tapi aku sangat tidak setuju jika cian mengubah keyakinan hanya demi pasangan nya. Tidak adil.. aku selalu berdoa, agar cian selalu menemukan kebahagiaan nya. Karena memang dia pantas mendapatkan kebahagiaan.

Berbagai berita kemajuan pelajaran agama cian semakin mengikis kekhawatiran ku, menambah kebahagiaan ku. Sungguh.. aku benar benar berdoa.. agar cian dibukakan jalan kebenaran dengan tulus, tanpa pengaruh orang lain

10 November 2010, aku mendapat sms itu. “Alhamdulillah, cian sudah mengucap syahadat tadi sore”

Aku disaat itu sedang dalam posisi sangat down karena masalah kantor, namun berita bahagia itu mengusir semua. Aku menangis.. menangis bahagia untuk nya… menangis bahagia untuk kebahagiaan cian. Menangis menyambut datangnya saudaraku, saudaraku sesame muslim, sahabat karib ku yang akhirnya bisa benar benar menjadi saudara ku dalam islam
Selamat datang cian, mulai sekarang kita akan bersama-sama untuk mencari hidayahNya, mencari jalan yang benar.. kau dan aku serta mereka akan bersama-sama saling mengingatkan kepada jalan yang lurus.

Selamat datang cian, mulai sekarang tulus terucap doa agar kita semua tetap istiqomah. Tetap dilindungiNya

Selamat datang saudara ku…
Alpa Paltini...........

0 komentar:

Posting Komentar

share everything with me,it would be nice